web analytics

UIN Suska Riau dan Laznas PHR hadirkan Listrik Tenaga Surya di Pesantren Terpencil

uin-suska.ac.id Minggu pagi, 14 Januari 2024, matahari terbit di ufuk timur Bagan Benio, sebuah dusun terpencil di Kabupaten bengkalis yang kaya, di Provinsi Riau yang juga kaya. Matahari pagi itu tidak hanya membawa cahaya alami, tetapi kini juga membawa harapan baru bagi dunia pendidikan di Bagan Benio. Ditengah suasana desa yang tenang, Pondok Pesantren Nurul Azhar yang berdiri sejak 2020 dibawah Yayasan Tabung Wakaf Umat (YTWU), telah mengalami transformasi energi. Melalui sebuah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), Pesantren Nurul Azhar, kini dialiri listrik selama 24 jam sehari. Teknologi maju ini diwujudkan melalui kerjasama antara Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau (Suska) Riau dan Laznas PHR Karyawan Muslim Rokan Indonesia – South Area.

Program ini merupakan langkah penting dalam upaya pengembangan energi bersih dan berkelanjutan di kawatan 3T di Indonesia. FST UIN Suska Riau, yang telah membangun reputasi kuat di bidang sains dan teknologi, memainkan peran kunci dalam program ini.

Setelah proses desain dari dosen FST UIN Suska Riau, pemasangan PLTS di Pondok Pesantren Nurul Azhar dilakukan oleh mahasiswa pada akhir 2023. Pesantren yang sebelumnya hanya bisa menikmati listrik paling lama tiga jam dalam satu malam, sejak saat itu, dapat berlistrik selama 24 jam dalam sehari. Bahkan, pesantren telah membeli lemari pendingin memungkinkan warga pondok membuat dan menjual es batu guna mengatasi dahaga warga kampung.

Selanjutnya, pada tanggal 13-14 Januari 2024, tim dosen FST UIN Suska Riau dan Laznas PHR berkunjung ke Bagan Benio. Kunjungan yang disambut meriah oleh warga dusun, bertujuan memeriksa instalasi PLTS dan menyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas.

Program ini tidak hanya sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dari dosen dan mahasiswa FST UIN Suska Riau, tetapi juga sebagai perwujudan dari konsep pengajaran dan penerapan ilmu pengetahuan secara langsung. Hal ini menunjukkan bagaimana dunia pendidikan dapat berkontribusi dalam mengatasi persoalan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.

Pondok Pesantren Nurul Azhar di Dusun Bagan Benio terletak di dalam Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil (SMGSK). Kawasan ini dikenal dengan pengelolaan ruang yang khusus, dimana setiap pembangunan harus mempertimbangkan keselarasan dengan lingkungan. Instalasi PLTS di pesantren ini tidak hanya mencerminkan semangat clean energy tetapi juga sejalan dengan prinsip pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Ustad Rosiman, S.P., Kepala Pondok Pesantren Nurul Azhar, menyatakan bahwa instalasi PLTS berdaya 4.4 Kwp, itu telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan sehari-hari di pesantren. “Panel surya ini telah berhasil memenuhi kebutuhan penerangan di pesantren, sehingga membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar solar,” ujar Ustadz Rosiman bersemangat.

Santri dan warga pesantren kini dapat belajar langsung tentang teknologi energi surya dan merasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga membuka peluang bagi mereka untuk menjadi agen perubahan dalam mempromosikan energi bersih di komunitas mereka.

Program ini juga menunjukkan sinergi positif antara lembaga pendidikan tinggi dan organisasi nirlaba dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungan. Kerjasama seperti ini membuka jalan bagi lebih banyak bagi kolaborasi serupa yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung upaya pelestarian lingkungan.

Ustad Rosiman juga berharap bahwa keberhasilan proyek ini dapat menjadi inspirasi bagi dusun-dusun lain untuk mengadopsi energi terbarukan.

Pesantren Nurul Azhar kini dapat dijadikan model bagi institusi pendidikan lainnya di kawasan 3T dalam hal pemanfaatan energi terbarukan. Ini menjadi bukti bahwa dengan sumber daya yang tepat dan kerjasama yang efektif, transformasi energi di daerah pedesaan bukanlah hal yang mustahil.

Lebih jauh, program ini juga berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan nasional dan global. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengadopsi sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, Pesantren Nurul Azhar ikut serta dalam upaya mengurangi emisi karbon dan memerangi perubahan iklim. Hal ini menunjukkan bagaimana inisiatif lokal dapat memiliki dampak yang signifikan pada skala yang lebih luas.

Program PLTS di Pondok Pesantren Nurul Azhar juga mendemonstrasikan bagaimana pendekatan holistik dan terintegrasi dalam penggunaan energi dapat membawa manfaat yang beragam. Dari aspek edukasi, lingkungan, hingga sosial-ekonomi, manfaat yang dirasakan oleh pesantren dan komunitas sekitar adalah bukti nyata dari efek positif energi terbarukan.

Kerjasama antara universitas, pemerintah, organisasi nirlaba, dan masyarakat setempat menjadi kunci untuk mewujudkan inisiatif yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi banyak pihak.

Minggu sore, 14 Januari 2024 matahari telah turun di ufuk barat, menyisakan semburat kemerahan di langit. Penerangan alami di hari itu telah habis, digantikan dengan lampu-lampu hemat energi yang dinyalakan melalui batarai sebesar 300 Ah. Pesantren Nurul Azhar siap menyongsong aktifitas malam yang lebuh semarak. Namun keadaan itu menyisakan perasaan haru di hati dosen dan mahasiswa UIN Suska Riau, karena di saat Pesantren telah berlistrik, rumah penduduk di Bagan Benio masih gelap gulita.

Penulis: Putut Son Maria, Oktaf Brillian Kharisma.

Editor: Kunaifi.