web analytics

Program Pascasarjana S2 Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Mengadakan Bedah Buku

uin-suska.ac.id Program Pascasarjana S2 Fakultas Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau mengadakan Bedah Buku berjudul”Model Pendidikan Sang Jenius” karya Dr. H. Kusnadi M,Pd dan DR. Sabri Saleh, M.Ag. dengan Pembanding Dr. H. Kahiril Anwar, MA serta nara sumber dari unsurpraktisi ibu DR. Umi Waheeda binti Abdul Rahman, S.Psi., M.Si.

Bertempat di Auditorium fak. Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Riau pada hari Ahad, 09 Juli 2023 Fakultas Psikologi Program Pascasarjana S2 Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau melaksanakan bedah buku yang sangat dinantikan oleh Mahasiswa Pascasarjana S2 Program Studi Psikologi karena terkait dengan mata kuliah Psikologi Evaluasi Pendidikan. H. Kusnadi, M.Pd yang juga beliau sebagai Dekan Fakultas

Muhammad Iqbal, S.Psy selaku Ketua Panitia dalam sambutannya menyampaikan kegiatan bedah buku dihadiri oleh sejumlah Guru Besar, Para Wakil Dekan Dilingkungan Fakultas Psikologi, Ketua Program Studi Dr. Yulita., Mahasiswa Magister Psikologi Angkatan 6, para mahasiswa dan Ibuk Dr. Umi Waheeda sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Al Ashriyah Nurul Iman Kabupaten Bogor Jawa Barat yang mengasuh santri sebanyak 15.000 Siswa semuanya diasuh tanpa dipungut biaya beserta para santrinya yang juga ikut hadir dalam Bedah buku kali ini secara online di Pondoknya.

Iqbal menyatakan bahwa, dengan adanya bedah buku hari ini kita berharap kita dapat membudayakan terus menerus dengan melahirkan buku-buku yang lain atau karya-karya yang lain sehingga ilmu para dosen kita dapat dibaca oleh orang-orang berikutnya setelah mereka tidak ada di Universitas ini sehingga dapat menjadi amal jariyah mereka yang terus menerus dapat diwariskan pada generasi-generasi yang akan datang.

 

Dr. H. Kusnadi, M.Pd mengawali pemaparannya bahwa latar belakang buku yang saya tulis dengan judul “Metode pendidikan sang jenius”.,”Pertama dalam kapasitasnya sebagai seorang pendidik yang sudah mengabdi selama 28 tahun lamanya masih prihatin dengan praktik pendidikan saat ini karena prodak pendidikan secara moral dan etika masih sangat memprihatinkan. Apalagi jika bercermin pada upaya pendidikan yang dilakukan oleh para pendidik kita dulu dalam segala keterbatasannya justru terbukti mampu melahirkan orang-orang besar dan jenius yang dalam buku ini diangkat sebanyak 25 orang. Alasan kedua yaitu praktik pendidikan dan cara belajar orang-orang jenius yang telah berjasa besar bagi ummat manusia sangat layak untuk dijadikan pelajaran bagaimana mereka belajar dan memperoleh pendidikan.

Keprihatinan selanjutnya yang dirasakan DR. Kusnadi adalah”, jika dulu pendidikan bisa melahirkan orang orang hebat seperti BJ. Habibi, Ibnu Rusy dan Ibnu Sina, Einstein, Isaac Newton dan lainnya maka sangat disayangkan jika rekam jejak pendidikan mereka yang sangat berguna dibiarkan begitu saja lalu tidak dipelajari dan ditiru untuk generasi sekarang. Sangat perlu rasanya dipelajari oleh generasi srkarang perjalanan mereka meraih kesuksesan.

 

Seorang guru yang berhasil idealnya harus bisa melahirkan murid yang lebih pinter, dosen yang hebat itu seharusnya melahirkan orang orang yang lebih hebat. jadi dalam buku ini saya ingin mengangkat bagaimana mereka membelajarkan dirinya dan bagaimana lingkungan membentuk karakter ilmunya.

Model pendidikan sang jenius berarti membicarakan bagaimana model orang-orabg jenius belajar dan menempuh jalur pendidikannya. Dari temuan yang dihasilkan bahwa model pendidikan mereka sebenarnya secara tekhnis hampir tidak ada pola yang sama, model belajarnya sering keluar dari pakemnya dan cenderung membuat orang lain bingung tapi secara prinsip tidak berbeda. Prinsip dasar orang-orang jenius dalam belajar umum bisa fokus dan antusias belajar, pekerja keras, ulet, yakin, penuh inisiatif, berfikir positif dan brani bermimpi besar dan ada guru yang mengarahkan secara benar.

Maka benarlah apa yang disampaikan Einstein sang jenius bahwa setiap orang terlahir jenius, namun jika seekor ikan doukur kemampuannya dari psnjat pohon maka selama hidupnya ikan akan beranggapan bahwa dirinya bodoh. Demikianpun Benysmin Frenklin yang mengatakan bahwa kejeniusan tsnpa pandidikan ibarat perak dalam tambang.
Maka tidaklah berlebihan untu disampaikan kepada para bunda jika hari ini sang jenius itu ada di rumah kita, kepada para guru bahwa sang jenius itu kini ada di sekolah kita.

 

Dr. Khairil Anwar, MA sebagai Pembanding menyampaikan bahwa dalam alqurdan dan bahkan dalam bidang kedokteran bahwa kita ini lahir di dunia memang karena kejeniusan kita sebelum janin di kandungan ibu kita kita sudah berjuang untuk memenangkan kompetisi menerobos menjadi sel telur yang akhirnya menjadi jannindan menjadi jabang bayi. “Kita semua itu adalah sang jenius karena kita waktu kita itu bisa menerobos dengan Sperma yang berjuta juta yang bisa menerobos dan berhasil menjadi manusia yang dilahirkan, buku ini bisa menjawab apa yang disampaikan dalam alqur`an, bisa menjawab dokter”. ujar DR. Khairil Anwar dalam pemaparanya sebagai pembanding.
“Bapak Sang Jenius itu adalah Rasulullah. kita tidak bisa menyamai nabi akan tetapi sebagai uswatun kita wajib mengikutinya itu adalah salah satu bentuk model pendidikan untuk menjadi jenius karena menyamai adalah karakteristik adalah unik yang setiap kita pasti berbeda pula. sekali lagi saya menyatakan bahwa buku ini berani menerobos sesuatu yang selama ini kita fahami sangat rumit ternyata kata Jenius yang beliau sampaikan kepada kita semua sangat sederhana, karena pada dasarnya sang jenius itu sebenarnya adalah kita, berikutnya saya berharap di Buku ini yang ditampilkan sang jenius sebanyak 25 orang tersebut perlu dilakukan penjaringan yang ketat sehingga memang perlu menampilkan 25 orang jenius di buku ini perlu adanya khaster-klaster sehingga dapat meyakinkan para pembacanya”. demikian Ujar Khairil sebagai penutup sebagai Pembanding.

 

Pasa bagian lain ibu DR. Umi Nurwaheedah menyampaikan pengalaman dalam memimpin pondok pesantren dengan 15.000 satri secara gratis dari tingkat PAUD sampai Perguruan Tinggi. Berbekal mencari ridlo Alloh dan rasa empaty yang tulus walaupun memang kerja berat mengasuh para santri dari manasaja asalnya insya Alloh dengan pertolongan Alloh bisa berjalan. Ada tiga misi mulia alumni yang diharapkan bisa diwujudkan yaitu pertama, sebagai pemimpin, sebagai ulama dan sebagai pebisnis.

Penulis : Psikologi