web analytics

Prodi Bimbingan Konseling FDK UIN Suska Riau Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa Melalui Sertifikasi NLP

uin-suska.ac.id upaya meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mahasiswa, Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau menggelar kegiatan Workshop Sertifikasi Keahlian dengan tema “Neuro Linguistic Programming (NLP)”. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 28 Oktober 2025, bertempat di lantai V Gedung Rektorat UIN Suska Riau.
Pentingnya sertifikasi keahlian dalam kegiatan ini menjamin bahwa mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga memiliki pengakuan resmi atas kemampuan praktis yang mereka peroleh. Sertifikasi ini diharapkan menjadi nilai tambah signifikan bagi lulusan Prodi BK FDK UIN Suska Riau saat memasuki dunia kerja, baik sebagai konselor di sekolah, lembaga swasta, maupun dalam praktik mandiri.
Kegiatan Workshop ini dihadiri oleh Wakil Dekan II FDK, Dr. Titi Antin, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, serta para dosen di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Dalam sambutannya, Dr. Titi Antin menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini merupakan langkah strategis untuk memperkaya keahlian mahasiswa agar mampu bersaing di dunia kerja yang semakin dinamis. “Workshop ini bukan hanya memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan dalam dunia profesional,” ujarnya.
Workshop ini menghadirkan narasumber di bidang konseling dan pengembangan diri, yakni Prof. Ifdil, S.H.I., S.Pd., M.Pd., Ph.D., Kons., yang dikenal luas sebagai pakar Neuro Linguistic Programming di Indonesia. Kehadiran beliau memberikan warna dan semangat baru bagi mahasiswa untuk memahami serta menguasai pendekatan NLP sebagai salah satu keterampilan penting dalam dunia bimbingan dan konseling modern.
Dalam pemaparan materinya, Prof. Ifdil menjelaskan bahwa Neuro Linguistic Programming adalah pendekatan ilmiah yang menggabungkan aspek bahasa, pikiran, dan perilaku manusia untuk mencapai tujuan hidup yang lebih efektif. Ia menekankan pentingnya kemampuan konselor memahami pola komunikasi klien, baik verbal maupun nonverbal, agar proses konseling dapat berjalan dengan optimal. “Seorang konselor harus mampu membaca bahasa tubuh dan pola pikir klien, karena di situlah kunci keberhasilan sebuah proses konseling,” jelasnya.