web analytics

Pesan Rektor UIN Suska Riau: Refleksi dan Strategi Pelaksanaan UM-PTKIN 2025 Menuju Pelaksanaan UM-PTKIN 2026

uin-suska.ac.id Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau mengadakan acara evaluasi pelaksanaan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2025 pada Rabu, (10/09/2025), bertempat di Hotel Evo Pekanbaru. Rektor UIN Suska Riau, Prof. Dr. Hj. Leny Nofianti, S.E., M.Si., Ak., menutup kegiatan tersebut dengan pesan penting sebagai refleksi dan persiapan untuk UM-PTKIN 2026.

Prof. Leny menekankan bahwa kesuksesan sebuah kegiatan bergantung pada tiga pilar utama: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. “Untuk kesuksesan sebuah kegiatan,” ujarnya, “perlu direncanakan secara matang, dilaksanakan dengan komitmen, dan dievaluasi untuk perbaikan di masa depan.”

Sebagai komitmen untuk UM-PTKIN 2026 yang lebih baik, Rektor menyarankan agar proses penyusunan alur waktu (timeline) dilakukan secara lebih terperinci dan terstruktur. Ia juga mendorong agar sosialisasi kepada masyarakat, sekolah, dan calon mahasiswa dilakukan lebih awal dan masif. Hal ini bertujuan agar informasi mengenai jalur masuk, program studi, dan peluang beasiswa dapat tersampaikan secara menyeluruh.

Dalam strategi ke depan, Prof. Leny menggarisbawahi beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan. Pertama, perlu dilakukan pemetaan menyeluruh (mapping) terhadap kebutuhan program studi, minat calon mahasiswa, dan sebaran wilayah pendaftar. Pemetaan ini bertujuan untuk mengantisipasi ketidakseimbangan jumlah pendaftar dan mendukung kebijakan afirmasi di wilayah-wilayah tertentu.

Kedua, UIN Suska Riau mengusulkan pembukaan jalur khusus tahfiz dengan kuota lebih besar. Menurut Prof. Leny, inisiatif ini merupakan bentuk penghargaan bagi para penghafal Al-Qur’an dan sejalan dengan visi kampus keagamaan Islami madani. Selain itu, kuota beasiswa juga diharapkan dapat diperbanyak dan diperluas cakupannya, sehingga lebih banyak mahasiswa berprestasi dari latar belakang ekonomi kurang mampu bisa mengakses pendidikan tinggi.

Ketiga, seluruh program studi (Prodi) diharapkan dapat dibuka untuk jalur Computer Assisted Test (CAT) Mandiri. Langkah ini akan memberikan kesempatan lebih luas bagi calon mahasiswa untuk memilih program studi sesuai minat dan potensi mereka melalui seleksi yang objektif.

Keempat, Prof. Leny menekankan pentingnya menyusun pedoman yang jelas untuk penetapan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Dengan pedoman yang transparan dan akuntabel, mahasiswa dan orang tua dapat lebih mudah memahami skema pembiayaan yang adil dan proporsional.

Melalui evaluasi ini, Prof. Leny berharap semua pihak yang terlibat, baik panitia lokal maupun nasional, dapat terus meningkatkan koordinasi dan kolaborasi. Ia menegaskan bahwa evaluasi bukan hanya untuk melihat kekurangan, tetapi juga mengapresiasi keberhasilan sebagai fondasi untuk langkah yang lebih baik di masa depan.

Dengan komitmen dan strategi yang matang, diharapkan UM-PTKIN 2026 akan berjalan lebih efektif, efisien, dan memberikan akses pendidikan yang lebih luas serta merata bagi seluruh calon mahasiswa di Indonesia.