Post Views: 1,859
uin-suska.ac.id Kabar gembira datang dari Afifah Mesha Putri, alumni Program Studi Sistem Informasi (SI) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau. Ia berhasil diterima sebagai Mahasiswa Master of Engineering (Research) di Singapore University of Technology and Design (SUTD) untuk intake September 2025, lengkap dengan beasiswa penuh dari universitas ketiga terbaik di Singapura tersebut.
“Alhamdulillah, saya akan mendalami bidang Information Systems Technology and Design, dengan fokus pada penerapan Artificial Intelligence (AI) dalam ruang lingkup financial technology (fintech), dan bergabung di laboratorium riset AIFi Lab, SUTD,” ungkap Afifah bersemangat.
Proses seleksi beasiswa ini terbilang panjang dan kompetitif, dimulai dari seleksi administrasi, evaluasi profil akademik dan riset, hingga wawancara bersama pihak universitas.
“Sejak semester lima saya sudah mulai mempersiapkan diri dengan melakukan riset mandiri terkait kampus, program studi, dan beasiswa yang tersedia untuk studi lanjut,” kenangnya.
Afifah menyebutkan, peran calon pembimbing sangat besar sebelum ia memutuskan untuk mendaftar ke universitas. Langkah awalnya adalah “melamar” kepada calon pembimbing dari kampus yang diinginkan menggunakan profil dirinya. Selama tiga bulan proses pencarian, ia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari email yang tidak dibalas hingga penolakan langsung. Afifah tidak hanya menghubungi calon pembimbing melalui email, tetapi juga lewat platform lain seperti LinkedIn. Meski cukup melelahkan secara mental, ia mengakui bahwa proses tersebut justru mengajarkannya banyak hal tentang konsistensi, etika komunikasi akademik, dan pentingnya menyampaikan diri secara profesional.
Selama berkuliah di UIN Sultan Syarif Kasim Riau, tepatnya dari semester empat, Afifah bersama pembimbingnya, Saide, S.Kom., M.Kom., MIM, PhD, hanya diizinkan membaca artikel dari top journal Q1-Q2. Awalnya ia merasakan tugas tersebut sangat berat karena level bacaan yang tidak biasa di lingkungan belajarnya. Namun belakangan, ia mengakui bahwa belajar dari artikel-artikel berkelas berkontribusi pada profil yang digunakannya ketika melamar S2 ini.
“Saya aktif di komunitas PRO-Knowledge (PRO-K) yang berada di bawah naungan Lembaga Enreach FST UIN Suska Riau,” katanya bangga. PRO-K diakui Afifah sebagai komunitas yang berperan besar dalam mendorong pengembangan dirinya dan jejaring riset di tingkat global.
Afifah berharap, perjalanan akademiknya bisa menjadi inspirasi. Ia ingin menunjukkan bahwa dengan persiapan dan semangat belajar, mahasiswa dari daerah pun bisa meraih peluang studi dan riset internasional dengan beasiswa penuh.
Penulis: Afifah Mesha Putri, S.Kom Editor: Kunaifi.