web analytics

Tokoh Muda Nahdhotul Ulama Provinsi Riau Jadi Narasumber FGD Penguatan Moderasi Beragama Ma’had Al-Jami`ah UIN Suska Riau

uin-suska.ac.id Tokoh Muda Nahdhotul Ulama Provinsi Riau sekaligus PW GP Ansor Riau, Purwaji, S.Sos didapuk menjadi narasumber pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Moderasi Beragama bagi pembina Ma’had Al-Jami`ah UIN Suska Riau yang digelar di Hotel The Zuri Pekanbaru, (27-28 /02/2023).
Pada kegiatan ini, Purwaji S.Sos menyampaikan materi bertema Sketsa Kehidupan Beragama Indonesia kepada 52 orang peserta yang terdiri dari Tenaga Pengajar Ma`had Al Jamiah UIN Suska Riau, Tokoh Masyarakat, Pemuda, Pengurus MUI, Baznas dan lembaga Pemberdayaan Masyarakat.

Dalam paparan materinya mas Purwaji menyatakan bahwa penyampaian materi keberagaman di Indonensia memang cukup berat juga karena memuat situasi dan kondisi terkini keberagamaan kita di Indonesia. Dari pengalaman mas Purwaji dalam menghadapi situasi keberagaman dewasa ini dimana ditengah-tengah masyarakat muncul kelompok-kelompok yang berkembang melalui cara pandang, sikap dan praktek beragama yang berlebihan (ekstrim) yang mengesampingkan martabat kemanusiaan.
Dari beberapa kejadian masalah agama menjadi tantangan situasi keberagamaan kita, Umat Islam sebenarnya mayoritas tetapi narasi yang dibangun di media sosial menjadikan Agama Islam itu terpojok sendiri, sehingga hal tersebut membangkitkan semangat dari sebagian masyarakat yang akhirnya membentuk aksi-aksi yang notabennya “membela agama Islam”. Lebih lanjut mas Purwaji yang dikutipnya dari tulisan Gus Dur mengatakan bahwa pemicu munculnya kaum fundamentalis antara lain “Kekalahan kita sebagai umat Islam dalam menghadapi modernitas, Kesetiakawan terhadap situasi umat Islam yang ada di Palestina, Afganistan, Kashmir dan sebagainya dan Kegagalan Negara dalam mengurusi dari tujuan kemerdekaan”.


Sementara itu urgensi moderasi beragama menurut mas purwaji adalah memperkuat esensi ajaran agama dalam kehidupan masyarakat, mengelola keragaman tafsir keagamaan dengan mencerdaskan kehidupan keberagamaan dan merawat Keindonesiaan. Disamping itu, tantangan-tantangan yang dihadapi saat ini adalah berkembangnya cara pandang, sikap dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrem) yang mengesampingkan martabat kemanusiaan, berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas tafsir agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik berpotensi memicu konflik dan berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI.
Sehabis penyampaian materi oleh mas Purwaji, dan panitia langsung dibuka sesi tanya jawab. Mengingat materi ini sangat hangat dan menggambarkan keadaan keberagamaan ditengah-tengah masyarakat saat ini, banyak dari peserta yang menyampaikan pertanyaan dan meminta mas purwaji menjelaskan hal-hal terkait moderasi beragama yang dikaitkan dengan kejadian-kejadan yang terjadi.

Penulis : Huzaini