web analytics

Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Integrasikan Sapi dan Sawit

uin-suska.ac.id Kegiatan riset mengenai analisis kebijakan pengembangan SISKA (Sistem Integrasi Sawit Sapi) dalam mendukung implementasi Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2019 tentang RAN-KSB (Rencana Aksi nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan) yang rencananya akan dilaksanakan di Provinsi Jambi dan Provinsi Riau. Sebelum pelaksanakaan riset tersebut dilaksanakan, Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau mengadakan perjanjian kerjasama dengan SISKA Supporting Program dan Universitas Jambi pada Jum’at 25 Februari 2022 secara online di Lantai V gedung Rektorat UIN Suska Riau pukuk 14.00 wib – selesai.

Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (SISKA) merupakan suatu program yang mengintegrasikan ternak sapi dengan tanaman perkebunan yaitu kelapa sawit dengan konsep menempatkan dan mengusahakan sejumlah ternak tanpa mengurangi aktifitas dan produktifitas tanaman. Integrasi ternak dengan tanaman perkebunan ini dilakukan dengan bertumpu pada pemanfaatan hasil samping perkebunan untuk pakan ternak serta pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk tanaman.

Dalam sambutanya Dekan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau Dr. Arsyadi Ali, S.Pt, M.Agr.Sc mngatakan “Kegitan ini dinamakan SISKA (Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit) jadi perkebunan sawit ini bisa diisi dengan sapi, selain menghasilkan buah sawit juga menghasilkan daging sapi untuk perceptan swasembada daging. Bentuk kerjasama yang dilakukan adalah kerjasama riset. UNJA dan UIN Suska nantinya akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian, ada 4 orang peneliti dari UNJA dan 4 orang peneliti dari UIN yang mengambil data dari kegiatan SISKA yang telah dilakukan di provinsi Riau maupun Provinsi Jambi” ujar Dekan Fapertapet.

Program SISKA ini merupakan program yang tidak dapat dilepaskan dari partisipasi masyarakat salah seorang pembina kelompok tani dari Kecamatan Tapung Fernando Hutagaol yang turut hadir pada acara perjanjian kerjasama mengatakan bahwa ”Program SISKA ini bisa diterapkan pada para petani yang mempunyai lahan kelapa sawit yang lebar dan juga butuh perhatian dari pemerintah. Sejauh yang saya ketahui belum ada satu ekor sapi pun yang kurus yang dilepaskan di kebun sawit itu, semua gemuk-gemuk dan kalu program ini berjalan dengan baik bisa mensejahterahkan para petani. Setiap tahun para petani di bawah binaan saya bisa menghasilkan 200 ekor sapi setiap satu kelompok tani untuk Idul Adha, itu mereka pelihara semua di area perkebunan sawit, ujar Fernando.

Untuk UMKM Sendiri melalui program SISKA juga mendapatkan keuntungan seperti yang dikatakan salah satu mitra UMKM Antoni Tobing UMKM dari Petapahan mengatakan “Rencana untuk membuat pakan ternak melalui limbah sawit itu didukung oleh UIN dan SISKA ini pertama kali nya kita membuat pakan ternak dari limbah sawit seperti daun sawit, pelepah sawit dan dari limbah idustri berupa biji sawit kemudian di olah menjadi pakan yang didukung oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Riau.

Sejauh ini UMKM yang masuk ke program SISKA bisa saling support dan menguntungkan karena kedepan nya kita bisa menyuplai pakan ternak.’ ujar Antoni

Program ini kedepanya diharapkan bisa mendukug perkebunan sawit berkelanjutan khususnya di Sumatera. Program ini sangatlah menguntungkan bagi peternak sapi dengan di dukung oleh kebijakan pemerintah dan juga para peternak rakyat dan perusahan perkebunan.

Punulis: Sukmawati

Editor: Kasubag Humas